Journal Review: Determinants of firms' knowledge management system implementation; An empirical study

 

Journal Review: Determinants of firms' knowledge management system implementation; An empirical study

Pendahuluan

    Artikel dari jurnal yang berjudul "Penentu dari implementasi sistem manajemen pengetahuan pada perusahaan: Sebuah studi empiris" merupakan sebuah artikel yang membicarakan mengenai sistem informasi khususnya sistem manajemen pengetahuan pada perusahaan. Pengetahuan (knowledge) telah menjadi sumber utama strategis dari segala macam lini maupun skala perusahaan dalam sebuah bisnis. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pengetahuan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi kini menjadi hal yang penting untuk implementasi knowledge management systems (KMS).

  KMS adalah sebuah sistem informasi yang ditujukan untuk memfasilitasi proses pembuatan, pengambilan, pemindahan dan pengaplikasian pengetahuan organisasi. Terdapat 3 fitur yang menonjol pada KMS :
  1. Knowledge Repositories: Menekankan pada kodifikasi dan penyimpanan pengetahuan untuk memfasilitasi reuse pengetahuan
  2. Knowledge Maps: Sarana yang dapat digunakan untuk menemukan dan menghubungkan orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
  3. Collaborative Tools: Sebuah tools yang mewadahi pertukaran pengetahuan yang dapat berupa grup, email, forum, konferensi, dan sebagainya. 


    IDT merupakan sebuah teori yang digunakan untuk menganalisis inovasi sebuah SI. Terdapat lima karakteristik kunci inovasi: 
  • Relative advantage: Sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari ide sebelumnya.
  • Compatibility: Sejauh mana inovasi konsisten dengan proses bisnis maupun ataupun value systems yang ada.
  • Complexity: Sesulit apakah inovasi untuk dapat dimengerti dan diterapkan.
  • Trialability: Sejauh mana inovasi dapat dilakukan dalam suatu eksperimen.
  • Observability: Sejauh mana hasil inovasi dapat dilihat oleh orang lain.
    Technology-organization-environment (TOE) Framework digunakan untuk menganalisis implementasi inovasi teknologi pada organisasi. Framework ini dapat diintegrasikan dengan IDT karena menyoroti tiga aspek (tidak hanya aspek teknologi). Framework mengidentifikasi tiga konteks: Technological: merujuk pada persepsi karakteristik yang berkembang pada teknologi inovasi, Organizational: merujuk pada ukuran, cakupan, dan sumber daya organisasi, dan Environmental: merujuk pada lokasi di mana perusahaan melakukan bisnis.

    Penelitian sebelumnya cenderung lebih banyak terkait post-adoption dibandingkan pre-adoption pada implementasi KMS. Faktor teknologi dan organisasi merupakan faktor internal krusial pada sebelum dan sesudah implementasi KMS. Kekurangan dari literatur-literatur sebelumnya yaitu lebih berfokus pada prinsip konseptual yang umum ataupun studi kasus. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah penelitian terkait penentu implementasi KMS yang didasarkan survey empiris.


    Untuk hipotesis penelitian pada artikel ini terdapat empat poin yaitu: Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi akan memberikan dampak positif terhadap keunggulan kompetitif bagi perusahaan, Keahlian dalam teknologi informasi bisnis akan memberikan dampak positif terhadap keunggulan kompetitif bagi perusahaan, Infrastruktur hubungan akan memberikan efek positif terhadap keunggulan kompetitif bagi perusahaan, dan Intensitas pembelajaran organisasi memudahkan hubungan antara kapabilitas SI dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Model riset dibuat dengan fondasi IDT dan framework TOE. Implementasi KMS menjadi variable terikat.
Terdapat delapan faktor yang akan menjadi variable bebas pada implementasi KMS.



    Terdapat 8 hipotesis penelitian pada artikel ini, 
-Hipotesis 1: 
Manfaat yang dirasakan memiliki efek positif pada implementasi KMS.
-Hipotesis 2: 
Kompleksitas memiliki efek negative pada implementasi KMS.
-Hipotesis 3: 
Kompatibilitas memiliki efek positif pada implementasi KMS.
-Hipotesis 4: 
Sumber daya yang mencukupi memiliki efek positif pada implementasi KMS.
-Hipotesis 5: 
Kompetensi teknologi memiliki efek positif pada implementasi KMS.
-Hipotesis 6: 
Dukungan top manajemen memiliki efek positif pada implementasi KMS.
-Hipotesis 7: 
Kultur organisasi berpengaruh pada implementasi KMS.
-Hipotesis 8: 
Tekanan kompetitif memiliki efek positif pada implementasi KMS.



Metodologi
Objektif dari riset ini yaitu mengidentifikasi penentu yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam memutuskan untuk menggunakan KMS atau tidak. 



                                                Tabel. 3 Item yang diukur dari variable bebas


Data dikumpulkan melalui survei kuesioner di negara Taiwan. Ditujukan pada Top-1000 perusahaan dengan volume penjualan tertinggi. Didapat respons valid sejumlah 291 dan 178 (61,2%) di antaranya telah mengimplementasikan KMS. 



Tabel 4. Profil sampel


Hasil & Pembahasan

Hasil

Dilakukan tes pada hipotesis dengan Wald statistics dengan hasil di bawah. Didapat hasil bahwa perceived benefits, complexity, compatibility, top management support, organizational culture, dan competitive pressure merupakan predictor signifikan pada implementasi KMS.



                                    Tabel 11. Hasil estimasi parameter dari analisis regresi logistik


Pembahasan

    Dalam konteks inovasi teknologi:  Manfaat yang dirasakan merupakan faktor penting pada impelementasi KMS karena perusahaan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi yang dihasilkan. Kompleksitas merupakan faktor signifikan yang negative mempengerahui implementasi KMS karena jika KMS yang dimiliki beroperasi terlalu rumit akan menjadi kelemahan bagi perusahaan. Kompatibilitas merupakan faktor signifikan positif yang mempengaruhi implementasi KMS karena kesesuaian antara KMS dengan gaya kerja pegawai akan menghasilkan respon yang positif.

    Dalam konteks organisasi: Dukungan top manajemen merupakan kunci implementasi KMS karena top manajemen cenderung memiliki pengaruh yang besar dalam internal perusahaan. Kultur organisasi memiliki efek signifikan pada impelementasi KMS karena perubahan kultur menjadi bertukar pengetahuan antar karyawan merupakan hal penting dalam penerapan KMS. Sumber daya yang cukup dan kompetensi teknologi bukan faktor yang signifikan pada implementasi KMS karena perusahaan saat ini cenderung sudah mengerti akan pentingnya IT dan cukup lumrah dalam investasi untuk mengembangkan IT.

    Dalam konteks lingkungan: Tekanan kompetitif memiliki pengaruh yang paling signifikan pada implementasi KMS. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan telah menjadi sumber daya strategis yang penting bagi sebuah perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dibanding perusahaan lain.


Kesimpulan

  • Technological-Organizational-Environment framework dapat digunakan untuk menganalisis pengimplementasian KMS pada sebuah perusahaan.
  • Dalam aspek teknologi, organisasi, dan lingkungan: manfaat yang diterima, kompleksitas, kompatibilitas, dukungan top manajemen, kultur organisasi, dan tekanan kompetitif menjadi penentu signifikan dalam implementasi KMS.
  • Tekanan kompetitif dan diikuti dengan kompatibilitas menempati posisi teratas dalam faktor yang paling mempengaruhi pada implementasi KMS di perusahaan.

Komentar